14 October 2024

Manfaat dan Risiko Bersepeda

Bersepeda adalah salah satu olahraga yang menawarkan banyak manfaat kesehatan. Aktivitas ini dapat meningkatkan kebugaran kardiovaskular, memperkuat otot, serta meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan tubuh. Bersepeda secara rutin juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2. Selain itu, bersepeda juga bisa menjadi cara yang efektif untuk menjaga berat badan ideal dan memperbaiki kesehatan mental, karena olahraga ini membantu melepaskan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati.

Namun, saya ingin berbagi tentang pengalaman pasien saya, seorang pria berusia 45 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada. Pasien tersebut awalnya mengeluh nyeri dada sekitar satu minggu sebelumnya, terutama saat melakukan aktivitas fisik. Namun, karena nyeri tersebut tidak terasa berat, ia mengabaikannya. Hingga suatu pagi, saat berlari pagi dengan istrinya, nyeri dadanya semakin berat, yang akhirnya membawanya ke IGD rumah sakit kami. Setelah pemeriksaan EKG, jelas terlihat bahwa pasien mengalami serangan jantung, dan dia segera dirujuk ke rumah sakit rujukan untuk tindakan Percutaneous Coronary Intervention (PCI). PCI adalah prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat dengan menggunakan balon kecil atau stent untuk memperbaiki aliran darah ke jantung.

Saat menjalani PCI, diketahui bahwa pasien mengalami penyempitan pada dua pembuluh darah utama jantungnya. Setelah prosedur, keluhannya terkontrol, namun direncanakan untuk tindakan PCI berikutnya dalam beberapa bulan, dikenal sebagai staging PCI. Staging PCI sering dipilih pada kasus ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) dibandingkan dengan complete revascularization dalam satu tindakan, karena melakukan revaskularisasi penuh sekaligus bisa meningkatkan risiko komplikasi selama prosedur dan juga dapat menyebabkan stress pada jantung yang masih dalam masa pemulihan.

Setelah prosedur tersebut, pasien bertanya kepada saya, "Dok, kenapa saya bisa kena serangan jantung? Padahal hidup saya sehat. Saya makan makanan sehat dan olahraga rutin. Setiap minggu saya bersepeda dari Padalarang ke Lembang, bahkan pernah bersepeda dari Bandung ke Pangandaran, tapi kenapa bisa kena penyakit jantung koroner?"

Saya menjelaskan bahwa bersepeda memang sangat baik untuk kesehatan, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar manfaatnya optimal dan tidak justru menimbulkan risiko bagi kesehatan jantung.

1.    Olahraga berlebihan dalam jangka waktu lama bisa berbahaya. Ketika seseorang melakukan olahraga intens seperti bersepeda dalam waktu lama, detak jantung dan tekanan darah akan meningkat untuk waktu yang lama. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah dan jantung karena tekanan mekanis yang tinggi pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan robekan kecil, yang pada akhirnya memicu serangan jantung atau stroke.

2.    Olahraga dalam kondisi udara yang bersih sangat baik, namun berbahaya jika dilakukan saat polusi tinggi. Jika bersepeda dilakukan saat kualitas udara buruk, seperti saat indeks kualitas udara (AQI) menunjukkan angka yang tinggi, justru bisa berdampak negatif. Polusi udara, terutama partikel halus PM2.5, dapat masuk ke paru-paru dan aliran darah, menyebabkan peradangan di pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan memperburuk kondisi jantung. Penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap PM2.5 dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.

Untuk meminimalisir risiko dari bersepeda yang diuraikan diatas hal yang bisa anda lakukan ada beberapa, pertama ada bisa melakukan pemeriksaan TD sebelum bersepeda, kalau misalnya TD anda tergolong tinggi, misal >140/90 mmHg. Sebaiknya anda olahraga ringan saja, atau lebih baik obati dulu tekanan darahnya yang tinggi. Pastikan tekanan darah anda terkontrol sebelum berolahraga.

Kedua, pantau tekanan darah anda saat berolah raga. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah saat anda dalam kondisi kecapaian saat olahraga / peak exercise. Detak jantung dan tekanan darah, memang normalnya akan meningkat jika anda olahraga. Kalau justru turun, kemungkinannya ada yang salah di jantung anda. Peningkatan tekanan darah sistolik di rentang 140-160 mmHg saat olahraga masih terbilang aman. Namun jika tekanan darah meningkat lebih dari itu, bahkan lebih dari >180 mmHg, itu sangat berisiko. Jika ada temuan seperti itu, lekas ke dokter dan obati dulu tekanan darahnya. Tekanan darah yang tinggi saat olahraga biasanya akan turun dengan sendirinya dalam waktu 15 menit setelah anda beristirahat. Jika masih tinggi, ini juga menandakan kemampuan tubuh anda dalam mengontrol tekanan darah sudah mulai bermasalah.

Ketiga, terkait kualitas udara, tinggal browsing internet dan lihat berapa AQI di tempat anda mau olahraga, jika tinggi sebaiknya jangan olahraga outdoor. Hindari olahraga disebelah jalan yang padat kendaraan, karena sudah jelas kendaraan bermotor itu menghasilkan polusi yang berbahaya untuk kesehatan.

Jadi, meskipun bersepeda memiliki banyak manfaat kesehatan, penting untuk melakukannya dengan bijak. Hindari olahraga berlebihan dan perhatikan kondisi lingkungan, terutama kualitas udara, untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan manfaat dari aktivitas ini. Semoga informasinya bermanfaat. Kalau ada pertanyaan ringan bisa disampaikan di kolom komentar.*

(Dr. Erta Priadi Wirawijaya, FIHA. Departemen Informasi & Komunikasi PERKI)